Perencanaan Pensiun: Langkah Penting untuk Masa Tua yang Nyaman dan Mandiri

Pensiun sering kali dianggap sebagai akhir dari perjalanan karier, namun bagi sebagian orang, itu justru menjadi awal dari masa kehidupan yang penuh dengan kesempatan. Perencanaan pensiun merupakan salah satu dari enam aspek keuangan selain arus kas, investasi, asuransi, pajak, dan warisan. Artinya, agar keuangan tertata rapi dan bisa mencapai tujuan yang kamu inginkan, maka kamu perlu mengelola keuangan dari keenam aspek tersebut.

Mengapa Dana Pensiun Penting?

Dana pensiun penting dimiliki karena akan membantumu hidup sejahtera di masa tua. Dana pensiun akan membuatmu hidup mandiri di masa tua dan mencegah ketergantungan finansial pada anak. Dengan demikian, anak dapat terhindar dari menjadi sandwich generation, yakni generasi yang terjepit untuk menanggung kebutuhan finansial generasi orangtua dan generasi anak.

Sayangnya belum banyak orang yang menyadari pentingnya menabung dana pensiun. Hal ini terlihat dari data yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2017. Dari 75 juta tenaga kerja di Indonesia, hanya 5,93 persen atau 4,4 juta orang saja yang terdaftar sebagai peserta Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK). Angka tersebut tidak memperhitungkan pekerja yang masuk dalam program jaminan pensiun yang diselenggarakan oleh BPJS Ketenagakerjaan.

Tujuan Pensiun yang Harus Dipertimbangkan

Perhitungan Dana Pensiun Berdasarkan Skema I dan II

Bayangan pensiun setiap orang pasti berbeda. Namun semua orang pasti ingin pensiun dengan nyaman, dalam artian minimal kebutuhan sehari-hari terpenuhi dengan baik.

Untuk bisa menentukan tujuan pensiun, kamu perlu menyusun prioritas. Luangkan waktu untuk memilih 3 prioritas dan 3 hal yang menjadi kekhawatiranmu. Berikut beberapa contoh tujuan dan kekhawatiran:

Tujuan

  • Pensiun dini
  • Transisi dan suksesi bisnis (jika seorang wiraswasta)
  • Memiliki penghasilan tetap di masa pensiun
  • Traveling
  • Menekuni hobi
  • Menjadi relawan
  • Membeli aset

Kekhawatiran

  • Membayar pajak
  • Peningkatan biaya kesehatan
  • Inflasi
  • Daya beli menurun
  • Penjualan aset
  • Kehilangan pemasukan
  • Menanggung biaya orangtua lansia atau anak usia dewasa

Skala prioritas yang dipilih, turut menentukan strategi mempersiapkan dana pensiun. Misalnya kamu yang memprioritaskan traveling di masa tua nanti, tentu membutuhkan lebih banyak dana daripada kamu yang memilih pensiun dengan bersantai di rumah.

Estimasi Kebutuhan Pensiun

Untuk menghitung kebutuhan saat pensiun nanti, mulailah dengan menghitung pengeluaran rutinmu setiap bulan. Pengeluaran rutin mencerminkan bagaimana gaya hidupmu.

Setelah itu, tetapkan jangka waktu. Usia pensiun rata-rata yang berlaku di Indonesia ialah 55 tahun. Sementara, angka harapan hidup orang Indonesia bisa mencapai 70-75 tahun, mengingat kualitas layanan kesehatan yang semakin meningkat. Artinya, kamu perlu memenuhi kebutuhan hidup selama masa pensiun 15-20 tahun sebelum akhirnya tutup usia.

Untuk menghitung dana pensiun, ada dua skema sederhana yang bisa dipakai.

Skema I

Banyak perencana keuangan yang mengasumsikan pensiunan membutuhkan sekitar 70–85 persen dari penghasilan tahunan. Angka tersebut adalah dana pensiun yang dibutuhkan dalam satu tahun.

Berikut skema perhitungannya:
– (Penghasilan Per Tahun x 70%) x Lama Harapan Hidup

Contoh:
– Penghasilan per tahun: Rp150 juta
– Harapan hidup: 20 tahun
– Dana pensiun per tahun: Rp150 juta x 70% = Rp105 juta
– Dana pensiun yang dibutuhkan: Rp105 juta x 20 tahun = Rp2,1 miliar

Skema II

Pengeluaran tahunan x 25

Contoh:
– Pengeluaran tahunan: Rp100 juta
– Dana pensiun yang dibutuhkan: Rp100 juta x 25 = Rp2,5 miliar

Angka yang dihasilkan adalah dana pensiun yang dibutuhkan selama 25 tahun setelah pensiun dimulai, dengan estimasi pengeluaran per tahun sebesar 4% dari total dana pensiun.

Tips Mengumpulkan Dana Pensiun

Waktu yang tepat untuk memulai mengumpulkan dana pensiun adalah sejak pertama kali memiliki penghasilan. Semakin dini, maka akan semakin baik. Namun meskipun terlambat, misalnya jika di usia 40 tahun belum memiliki dana pensiun, maka tetap lebih baik mulai menabung daripada tidak sama sekali.

Bagaimana memulainya?
Pangkas pengeluaran: Misalnya jika dalam sebulan kamu menghabiskan Rp300 ribu untuk menikmati kopi di kafe, pangkas pengeluaran ini jadi setengahnya lalu masukkan uang tersebut ke tabungan pensiun.
Sisihkan setiap menerima gaji: Jika langkah pertama sudah rutin dilakukan, lakukan langkah selanjutnya dengan menyisihkan 10 persen dari penghasilan bulanan.
Berinvestasi: Ada berbagai instrumen investasi yang bisa kamu gunakan, di antaranya saham, reksadana, dan obligasi.
Menjadi peserta DPLK: Selain menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, kamu disarankan mendaftar Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).

Nah, kini kamu telah memiliki gambaran mengenai dana pensiun yang harus disiapkan. Tidak perlu takut, apalagi pesimis. Justru gambaran di atas bertujuan agar kamu bisa lebih bijak mengatur keuangan saat ini demi masa tua yang bahagia.

Kesimpulan

Perencanaan pensiun bukanlah hal yang terlalu rumit, tetapi butuh kesadaran dan komitmen. Mulai dari sekarang, dengan memahami kebutuhan dan tujuan pensiun, serta menjalani langkah-langkah sederhana seperti menabung dan berinvestasi, kamu bisa memastikan masa tua yang nyaman dan aman. Ingat, semakin dini kamu memulai, semakin besar peluang untuk meraih kebebasan finansial di masa depan.

Leave a Comment